MENGENAL OSTEOPOROSIS (BAGIAN 1)

Osteoporosis adalah kondisi ketika kepadatan tulang berkurang, sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan tulang baru dan resorpsi tulang tua.
Dr. H. Briliantono M. Soenarwo, SpOT, FICS, MD.PhD, MBA, dalam karyanya: “Osteoporosis; Seputar Osteoporosis, dari Pengenalan, Pencegahaan sampai Penanganan”, mendefinisikan osteoporosis sebagai kondisi atau sindrom penurunan kadar mineral, khususnya kalsium, di dalam tulang, sehingga tulang mengalami pengeroposan.
World Health Organization (WHO) merumuskan osteoporosis sebagai penyakit tulang sistemik progresif yang ditandai dengan rendahnya massa tulang serta kerusakan jaringan mikroarsitektural, dengan konsekuensi peningkatan kerapuhan tulang dan kerentanan terhadap patah.
Jadi, osteoporosis adalah kondisi atau penyakit tulang yang berkembang ketika kepadatan mineral tulang dan massa tulang menurun, atau ketika struktur dan kekuatan tulang berubah. Hal ini menyebabkan penurunan kekuatan tulang yang dapat meningkatkan risiko terjadinya fraktur (patah tulang).
Osteoporosis dapat dialami siapa saja, termasuk anak-anak dan dewasa. Tapi, osteoporosis lebih sering terjadi pada wanita yang memasuki masa menopause. Kondisi ini disebabkan berkurangnya kadar hormon estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang.
Penyebab
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi tulang, sehingga kepadatan tulang berkurang. Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun. Pada usia muda, kemampuan regenerasi tulang masih baik, sehingga sel-sel baru cepat terbentuk. Kemampuan regenerasi ini menurun seiring bertambahnya usia.
Selain usia, ada faktor lain yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis, seperti kekurangan vitamin D, gangguan hormonal, jarang berolahraga atau aktivitas fisik lainnya, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, kebiasaan merokok, dan minum minuman beralkohol.
Faktor Risiko
Faktor yang meningkatkan risiko terkena osteoporosis adalah:
Faktor risiko yang tidak dapat dicegah atau dikendalikan
- Bertambahnya usia, terutama jika sudah berusia lebih dari 35 tahun.
- Berjenis kelamin wanita, terutama yang sudah mengalami Pria juga berisiko, khususnya yang sudah berusia 70 tahun ke atas.
- Memiliki riwayat osteoporosis dalam keluarga.
Faktor resiko yang dapat dicegah atau ditangani:
- Berat badan. Pria dan wanita bertubuh kurus serta berperawakan tipis memiliki risiko lebih besar terkena osteoporosis karena lebih banyak kehilangan massa tulang dibandingkan yang berperawakan besar.
- Mengalami penurunan kadar hormon estrogen atau testosteron. Kadar estrogen rendah pada wanita pascamenopause, atau akibat tidak adanya periode menstruasi yang normal pada wanita pramenopause karena kelainan hormon, atau aktivitas fisik berlebihan. Rendahnya kadar testosteron pada pria. Tapi penurunan testosteron secara bertahap seiring bertambahnya usia bukan penyebab utama pengeroposan tulang.
- Menderita gangguan hormonal akibat sindrom cushing, hiperparatirodisme, atau gangguan kelenjar pituitari (hipofisis).
- Menderita gangguan pencernaan, seperti: gangguan makan, anorexia nervosa, gangguan penyerapan gizi (malabsorpsi) atau penyakit
- Kekurangan vitamin D dan kalsium. Umumnya berkaitan dengan pola makan sejak bayi, anak-anak, hingga dewasa, yang rendah kalsium dan vitamin D, atau karena diet berlebihan,dan asupan protein buruk.
- Mengkonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti:,Kortikosteroid untuk meredakan peradangan pada beberapa kondisi, seperti alergi, lupus, rheumatoid arthritis, pemphigus vulgaris, dan polip hidung. Glukokortikoid dan hormon adrenokortikotropik untuk mengobati asma dan artritis reumatoid. Obat antiepilepsi untuk mengobati kejang dan gangguan neurologis. Obat kanker payudara dan prostat yang menggunakan hormon. Inhibitor pompa proton untuk menurunkan asam lambung. Inhibitor reuptake serotonin selektif untuk mengobati depresi dan kecemasan. Thiazolidinediones untuk mengobati diabetes tipe II.
- Gaya hidup tidak sehat, seperti: Mager alias malas gerak, tidak aktif secara fisik dan kurang bergerak. Kebiasaan merokok. Mengkonsumsi minuman beralkohol.
- Menderita penyakit tertentu, seperti: cystic fibrosis, hemofilia, hemokromatosis, leukemia, parkinson, artritis reumatoid, jenis kanker tertentu, HIV/AIDS, anoreksia nervosa, penyakit endokrin dan hormonal lainnya.
Gejala
Osteoporosis umumnya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala khusus. Biasanya, osteoporosis terjadi secara bertahap dan tidak diiringi gejala apa pun. Gejala baru diketahui ketika terjadi fraktur (patah tulang). Karenanya, osteoporosis sering disebut “silent disease”.
Gejala umum yang sering muncul pada penderita orseoporosis adalah:
- Mudah mengalami patah tulang, meski hanya karena benturan ringan.
- Nyeri punggung akibat tulang belakang patah.
- Jika terjadi patah tulang, penderita mengalami rasa sakit dan nyeri.
- Postur tubuh membungkuk.
-
Penyusutan tinggi badan.
Referensi:
- “Osteoporosis; Seputar Osteoporosis, dari Pengenalan, Pencegahaan sampai Penanganan”, H. Briliantono M. Soenarwo, SpOT, FICS, MD.PhD, MBA, Penerbit Bayan & RS. Khusus Bedah Halimun, April 2021.
- “Osteoporosis”, 19 Desember 2022. Diakses: Senin, 5 Februari 2024, dari: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1954/osteoporosis
- “Osteoporosis, Diagnosis, Treatment and Steps to Take”. Diakses: Senin, 5 Februari 2024. Dari: https://www.niams.nih.gov/health-topics/osteoporosis/diagnosis-treatment-and-steps-to-take
- “Osteoporosis, Symptoms and Causes”, Diakses: Senin, 5 Februari 2024. Dari: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/symptoms-causes/syc-20351968
- “Osteoporosis, Diagnosis and Treatment”, Diakses: Selasa, 6 Februari 2024. Dari: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/diagnosis-treatment/drc-20351974
- “Osteoporosis”, Diakses: Selasa, 6 Februari 2024. Dari: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4443-osteoporosis
- “Osteoporosis”, Diakses: Selasa, 6 Februari 2024. Dari: https://www.nhs.uk/conditions/osteoporosis/