MENGENAL OSTEOARTRITIS

Dwi H 02 February 2024

Osteoartritis adalah radang sendi (artritis) yang disebabkan oleh rusaknya tulang rawan sendi (kartilago), yaitu bantalan halus yang melindungi bagian ujung tulang kehilangan elastisitasnya. Akibatnya, terjadi gesekan antartulang yang membuatnya mengalami kerusakan dan menyebabkan peradangan yang menimbulkan nyeri, sakit dan kekakuan pada sendi.

Secara bahasa, kata “osteo”  berasal dari Bahasa Yunani yang artinya “tulang”. Sedangkan “artritis” adalah gabungan dari kata “artron” (Yunani) yang berarti “persendian” dan “itis” (Latin) yang berarti “peradangan”. Sedangkan masyarakat umum menyebut penyakit ini dengan nama pengapuran sendi.   

Dr. H. Briliantono M. Soenarwo, SpOT, FICS, MD.PhD, MBA mendefiniskan osteoartritis sebagai sekumpulan kelainan mekanik yang mengakibatkan degradasi sendi, termasuk tulang rawan sendi (kartilago) dan tulang subkondral. (Pendekatan Holistik Osteoartritis, 2013). Tulang subkondral adalah tulang yang terletak tepat di bawah tulang rawan di sendi.   

Osteoartritis, yang selanjutnya disebut OA, merupakan jenis paling umum dari radang sendi yang banyak terjadi, khususnya pada usia lanjut atau di atas 50 tahun. Tapi juga bisa terjadi pada usia berapa pun, baik laki-laki maupun wanita. Namun, penyakit ini lebih sering ditemukan pada wanita pascamenopause.

Penyakit ini juga dapat menyerang sendi di bagian tubuh mana pun. Tapi lebih sering terjadi pada sendi lutut, siku, jari tangan, pinggul, dan tulang punggung. Penyakit ini umumnya berkembang secara bertahap dan semakin memburuk seiring waktu.

Osteoartritis dapat dikelola secara efektif dengan meringankan gejalanya. Ada sejumlah tindakan dan terapi yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala, mencegah perburukan, dan membantu penderita agar dapat beraktivitas kembali secara mandiri.

Penyebab

  • Penyebab utama, karena bertambahnya usia.
  • Menderita obesitas. 
  • Mengalami cedera pada sendi.
  • Memiliki riwayat osteoartritis dalam keluarga.
  • Memiliki riwayat operasi pada tulang dan sendi.
  • Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah menopause.  
  • Memiliki kelainan bawaan pada tulang rawan atau sendi.
  • Menderita penyakit tertentu, seperti rheumatoid artritis dan hemokromatosis. 
  • Melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik yang menyebabkan sendi tertekan secara terus-menerus, misalnya mengenakan sepatu hak tinggi. 

Gejala

  • Nyeri dan kaku sendi.
  • Sendi bengkak.
  • Terdengar suara gesekan saat menggerakkan sendi.
  • Otot lemah dan massa otot berkurang.
  • Muncul taji atau tulang tambahan.
  • Timbul benjolan pada sendi di jari tangan.
  • Jari tangan bengkok.

Gejala tersebut umumnya berkembang perlahan dan makin parah seiring waktu. Akibatnya, penderita kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.

Pencegahan 

Secara umum osteoartritis tidak selalu dapat dicegah. Tapi ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena osteoartritis, antara lain:

  • Menjaga berat badan normal. 
  • Olahraga rutin dan aktif secara fisik.
  • Menjaga postur tubuh saat duduk atau berdiri.
  • Melakukan peregangan otot setelah duduk dalam waktu lama.
  • Istirahat cukup dan teratur.
  • Hati-hati saat berjalan dan berkendara untuk menghindari cedera sendi.

Diagnosis Dokter

Jika mengalami gejala seperti di atas, segera periksakan diri ke Dokter, khususnya Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi. Dokter akan melakukan tanya jawab dan pemeriksaan menyeluruh terhadap persendian untuk memastikan penyebabnya serta menentukan penanganan sesuai keluhan yang dialami.

Untuk memastikan diagnosis, Dokter akan merekomendasikan pasien menjalani pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Pemeriksaan Radiologi, seperti foto Rontgen dan MRI untuk mendeteksi peradangan tulang dan sendi.
  • Pemeriksaan Laboratorium, berupa tes darah untuk mendeteksi infeksi atau penyebab lain dari radang sendi.
  • Analisis cairan sendi untuk memastikan apakah terjadi peradangan atau infeksi pada sendi.

Pengobatan

Tujuan pengobatan umumnya untuk meredakan atau menghilangkan gejala agar penderita dapat beraktivitas normal. Metode pengobatan yang diterapkan Dokter umumnya adalah: 

1. Obat-Obatan

Bertujuan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri dan peradangan. Biasanya Dokter akan memberikan obat-obatan, seperti:

  • Obat pereda nyeri atau sakit.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid.
  • Obat suntik atau infus golongan kortikosteroid. 
  • Dan sebagainya.

2. Fisioterapi

Penderita osteoartritis dapat menjalani fisioterapi untuk memperkuat otot-otot di sekitar sendi. Terapi ini juga dapat meningkatkan fleksibilitas sendi dan otot, serta mengurangi rasa sakit.

3. Olahraga

Selain meningkatkan daya tahan tubuh, olahraga teratur dapat memperkuat otot-otot di sekitar sendi, sehingga persendian lebih stabil.

4. Diet

Pasien osteoartritis dengan berat badan berlebih, disarankan menurunkan berat badan. Hal ini bertujuan, mengurangi tekanan pada sendi, sehingga dapat mengurangi sakit. Selain itu, pasien juga disarankan mengkonsumsi suplemen glucosamine dan chondroitin untuk membantu meringankan gejala radang sendi.

5. Operasi

Tindakan operasi umumnya dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti sendi yang rusak. Tindakan ini bertujuan membantu pasien agar lebih mudah bergerak. Metode operasi yang dapat dilakukan dokter, misalnya total hip replacement pada osteoartritis panggul, total knee replacement pada osteoartritis lutut, arthroscopy pada osteortritis lutut, dan lainnya.

Komplikasi

Jika tidak ditangani dengan baik, osteoartritis dapat memicu gangguan kesehatan lain, seperti:

  • Gangguan tidur.
  • Gangguan kecemasan.
  • Depresi.
  • Osteonecrosisatau avascular necrosis (kematian jaringan tulang).
  • Infeksi sendi.
  • Saraf terjepit atau Hernia Nukleus Pulposus (HNP).
Penulis: Dwi Hardianto
Peninjau: dr. Angga Prama Syamsudi Putra 
 
Referensi:  
  1. “Pendekatan Holistik Osteoartritis”, Dr. H. Briliantono M. Soenarwo, SpOT, FICS, MD.PhD, MBA, Halimun Media Citra, November 2023.
  2. “Osteoarthritis”, 17 Februari 2023. Diakses pada 29 Januari 2024, dari: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2172/osteoarthritis.
  3. “Tulang Subkondral: Definisi, Biomekanik, Patofisiologi dan Peran Osteoarthritis”, 2 Februari 2023. Diakses pada 29 Januari 2024, dari: https://apipah.com/tulang-subkondral-definisi-biomekanik-patofisiologi-dan-peran-osteoarthritis.html.
  4. “Ostearthritis”, 2018. Diakses pada 29 Januari 2024, dari: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/7a6bf247810cf2b5a8888489746e9079.pdf.
  5. “Non-surgical management of knee osteoarthritis: comparison of ESCEO and OARSI 2019 guidelines”, 2021. Diakses pada 31 Januari 2024, dari: https://www.esceo.org/sites/esceo/files/pdf/OA%20ESCEO%20OARSI%20%20GUIDELINES%20NRR%202021.pdf.
  6. “Management of Osteoarthritis: Expert Opinion on NSAIDs”, 19 April 2021. Diakses pada 31 Januari 2024, dari: https://link.springer.com/article/10.1007/s40122-021-00260-1.
  7. “Osteoarthritis: a narrative review of molecular approaches to disease management”, 18 Februari 2023. Diakses pada 31 Januari 2024, dari: https://arthritis-research.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13075-023-03006-w.

 

 

Artikel Lainnya

MENGENAL NYERI LUTUT & PENANGANNYA (BAGIAN 5)

MENGENAL NYERI LUTUT & PENANGANNYA (BAGIAN 4)

MENGENAL NYERI LUTUT & PENANGANNYA (BAGIAN 3)

MENGENAL NYERI LUTUT & PENANGANNYA (BAGIAN 2)